Selasa, 21 Desember 2010

WADAH PLASTIK SEHAT UNTUK SI KECIL

Pentingnya memilih wadah makanan yang aman untuk anak, agar anak tetap sehat, dan bebas dari bahan kimia serta ramah lingkungan.

Agar si kecil tidak melirik jajanan di sekolah, Anda dapat menyiapkan bekal untuknya. Tapi, tahukan Anda, tak semua wadah plastik si kecil aman untuk digunakan?

Maka kita harus memperhatikan baik-baik kandungan bahan dasarnya. Semua permukaan benda yang bersinggungan dengan makanan dapat menimbulkan masalah kesehatan. Salah satu contohnya food contact material, seperti talenan, alat masak, piring, dan wadah penyimpanan.
Plastik berbahaya karena kandungan bahan kimianya, seperti monomer dan plasticizer. Bila ada kontak makanan dengan plastik dapat terjadi perpindahan bahan-bahan kimia ke dalam makanan, biasa disebut migrasi. Ada dua factor yang mempercepat migrasi, yaitu makin tinggi suhu, makin cepat proses migrasi. Yang kedua adalah minyak karena termasuk bahan yang cepat melarutkan komponen-komponen plastik dan tentu saja semakin lama konta, semakin banyak komponen yang bermigrasi.
Menurut Dr. Yadi Haryadi, pakar pangan Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan ITB, Anda harus memiliki kiat membedakan wadah plastik yang aman:
- Memenuhi salah satu criteria: symbol gelas dan garpu, tulisan “Food Grade” atau tulisan
“Approved by FDA”.
- Jangan tergiur wadah yang berharga murah karena memberikan risiko buruk bagi kesehatan.
- Pilih merek dagang yang sudah dipatenkan.
- Beli dari penjual atau dealer resmi untuk menghindari produk palsu.
- Memenuhi standar mutu dan keamanan pangan dari lembaga berwenang, baik negara asal atau di
Indonesia.

Bobotnya yang ringan dan bentuknya yang beragam membuat wadah plastik jadi pilihan favorit konsumen. Saat ini penggunaan wadah plastik telah mendominasi bahan pengemas makanan. Penggunaan wadah plastik yang baik juga sangat berpengaruh dengan kondisi lingkungan, seperti meninggalkan kebiasaan penggunaan wadah sekali pakai dan mulailah membiasakan diri menggunakan kemasan yang dapat dipakai berulang. Kemasan tersebut juga harus diperhatikan kandungan bahan dan manfaatnya. Jadi dapat mengurangi tumpukan sampah plastik di tepi jalan.
Beberapa penelitian menunjukkan bahan kimia berbahaya dalam plastik, antara lain bisphenol (BPA) dan phthalates. Idealnya, bahan wadah makanan kedap udara dan air.
Selain wadah, kita juga perlu memperhatikan kondisi eksternal, seperti suhu ruang dan kebersihan lingkungan dapat mempengaruhi keawetan pangan. Ada beberapa vitamin yang sensitive pada factor-faktor eksternal, seperti cuaca, udara, atau cahaya sehingga rasa dan aromanya berubah,” tambahnya.

Suhu yang dianjurkan untuk menyimpan makanan adalah kurang dari 5 derajat untuk menyimpan makanan dingin serta di atas 60 derajat celcius untuk makanan panas. “Suhu tersebut cukup aman untuk mencegah bakteri. Jika kita melewati batas tersebut kemungkinan besar zat-zat yang ada dalam wadah akan berpindah ke dalam makanan.”
Yadi menekankan bahwa para orangtua harus sadar bahwa tidak semua plastik aman. “Ada plastik yang aman dan ada platik yang tidak aman sebagai tempat makanan,” ujarnya. Jenis plastik yang aman, antara lain pliyethylene terepthalate (PET), high densify polyethylene (HDPE), low density polyethylene (LDPE), dan polypropylene (PP).

Oleh karena itu, para orangtua harus peduli memperhatikan sampai pada hal yang detail demi kesehatan si buah hati nantinya. Membawa bekal ke sekolah, ujar Bunda Romi, psikolog anak, tidak hanya mengajarkan anak untuk tidak sering jajan, tetapi juga menjaga anak terhindar dari jajanan yang tidak jelas kandungan nutrisinya. “Selain itu, dengan jajan di sekitar sekolah secara otomatis menambah sampah plastik di sekolah,” ujarnya.

“Ketika ingin membujuk anak Anda untuk membawa bekal ke sekolah, jangan pernah memaksakan kemauan Anda kepadanya. Lakukan pendekatan yang memotivasi, misalnya gunakan alas an menabung di akhir tahun untuk liburan keluarga. Dengan begitu anak Anda merasa ada keterikatan dalam rencana akhir tahun keluarga. Ditambah pula, makanan yang Anda buat dari rumah dapat lebih bervariasi dalam rasa dan bentuknya sesuai permintaan si kecil,” katanya lagi.

Saat Anda ingin si kecil mengaplikasikan keinginan Anda, lakukan dengan cara persuasi. Dekati ia dengan masuk ke dalam pola piker mereka dan kenali hal apa yang dapat membuat anak Anda termotivasi. Jangan lakukan pemaksaan secara tak langsung dengannya. Tentu saja, di sekolahnya banyak anak yang suka jajan di pinggir sekolah. Kemungkinan besar anak Anda akan terpengaruh karena lingkungan tersebut yang sering ditemuinya. Berikan pengertian sesederhana mungkin dan ikut sertakan ia dalam menyiapkan bekal sekolahnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar