Senin, 18 Juli 2011

Obesitas pada ibu hamil

Mengapa para ahli berpikir kembali mengenai panduan mengendalikan kenaikan berat badan?
Sebelum Jennifer Griola, 30 tahun, di West Orange, N.J., hamil, berat badannya hanya di bawah 300 pon. Griola menurunkan 30 pon, tetapi tingginya 5 kaki 10 inci, dia masih dianggap obesitas ketika tahu dia hamil. Selama kehamilannya, Griola memperoleh kembali 30 pon dan mencapai batas hipertensi dan diabetes saat kehamilan. Pada minggu ke 34, dia melahirkan putrinya, Sarah, melalui Caesar karena plasaentanya pecah. Saat itu Sarah berada di unit perawatan intensif neonatal (NICU) selama 10 hari, waktu yang menakutkan untuk Griola dan suaminya.
Setelah melahirkan, Griola bertekad untuk mendapatkan kembali berat badannya semula dengan menghilangkan 55 pon. Selama kehamilan keduanya pada enam bulan kemudian, kenaikan berat badannya hanya 15 pon. Saat itu, tekanan darah dan kadar gulanya dalam kondisi normal, putri keduanya pun lahir sesuai waktunya. Kini, dua tahun setelah kehamilan pertamanya, ia berhasil menurunkan hingga 92 pon.
Untungnya, Griola belajar dari pengalaman kehamilan pertamanya. Seperti kasusnya, kenaikan berat badan atau obesitas sebelum kehamilan dapat meningkatkan risiko komplikasi pada Anda dan bayi, termasuk operasi Caesar, preeklampsia, diabetes gestasional, kelahiran premature, lahir meninggal, lahir cacat, dan anak berisiko obesitas. Yang paling besar berisiko adalah Anda. Para pakar setuju cara terbaik untuk mengurangi risiko adalah mendapatkan berat badan yang sehat sebelum hamil. Jika tidak memungkinkan, hal terbaik berikutnya adalah menghindari kelebihan berat badan selama kehamilan.

Berat badan Anda menggambarkan Anda dan bayi.
Beberapa ahli menyalahkan sebagian bangsa-bangsa dengan epidemi obesitas yang berlebihan selama kehamilan. Hal itu jauh lebih sulit untuk menurunkan berat badan setelah kehamilan jika Anda bertambah terlalu banyak dan dapat menyebabkan kegemukan seumur hidup. “Ketika wanita gemuk ditanya bagaimana mereka menjadi gemuk, mayoritas menyatakan itu terjadi selama kehamilan,” ujar Marie Cedergen, M.D., pakar obesitas saat kehamilan di Swedia.
Penelitian juga menunjukkan kenaikan berat badan berlebihan selama kehamilan dapat memicu berat badan bayi yang terlalu besar. Kemudian anak Anda akan mengalami obesitas, ujar Emily Oken, M.D., M.P.H., asisten professor pencegahan di Harvard Medical School. Kondisi obesitas saat kehamilan meningkatkan risiko kelahiran cacat; asosiasi terkuat adalah spina bifida (risiko ganda, yang berarti wanita dengan berat berlebih membutuhkan dosis asam folat yang tinggi pula), tetapi juga berhubungan dengan cacat jantung, anggota tubuh pendek, hernia, dan masalah lainnya. Ditambah pula, bayi yang lahir dari wanita obesitas memiliki risiko kelahiran premature yang tinggi, bayi lahir tepat pada waktunya, skor Apgar yang rendah, itu tanda bahwa bayi mungkin perlu menghabiskan wakti di NICU.

Memikirkan kembali panduan yang ada.
Pada tahun 1990, institut kedokteran pemerintah federal menerbitkan pedoman berat badan saat kehamilan dan manfaatnya. Tetapi karena kebanyakan ahli percaya kisaran beratnya terlalu tinggi, saat ini pedoman sedang direvisi. Kenyataannya saat ini, tidak semua orang mematuhi pedoman tersebut: pada tahun 2003 (data statistik terbaru), 38 persen wanita hamil bertambah berat badan terlalu banyak; 25 persen mengalami kenaikan lebih dari 41 pon selama kehamilan tunggal. Menyimak panduan berat badan tersebut terlalu tinggi karena salah satu penelitian menunjukkan wanita dengan kelebihan berat badan atau obesitas, kemungkinan memiliki anak kelebihan berat badan pada usia 3 tahun.
Studi baru-baru ini menunjukkan bahwa wanita gemuk dapat mengurangi risiko komplikasi dengan harapan dapat mengurangi berat badannya. Ternyata beberapa wanita gemuk dapat menurunkan berat badan bahkan saat hamil dengan aman. “Rekomendasi saya, sebaiknya wanita gemuk mengalami sedikit kenaikan berat badan, jika ada, selama kehamilan,” ujar ahli berat badan dan latihan prenatal, Raul Artal, MD, ketua departemen kebidanan, ginekologi, dan kesehatan wanita di Saint Louis University di Missouri.

Mengatur berat badan yang aman.
Ahli artal dan lainnya juga setuju pada masalah lain: pedoman berat badan saat ini tidak menetapkan batas maksimal untuk wanita gemuk (setidaknya merekomendasikan kenaikan hingga 15 pon) tidak membedakan antara perbedaan derajat obesitas. Untuk pengawasan, grafik di atas menunjukkan kenaikan berat badan (atau penurunan) bahwa penelitian terakhir, menunjukkan dapat menurunkan kemungkinan komplikasi tanpa meningkatkan risiko kelahiran bayi berat rendah.
IOM dan kelompok medis lainnya belum mengusulkan sanksi dari panduan ini, maka diskusi dengan dokter Anda sebelum mencoba untuk membatasi kenaikan berat badan Anda. Artal sangat menyarankan bahwa wanita hamil obesitas yang berusaha menurunkan berat badan berisiko tinggi. Karena itu harus di bawah pengawasan OB-GYN ahli gizi atau ahli diet spesialis kehamilan, dengan menciptakan diet sesuai individu serta merencanakan latihan.

Komplikasi sebelum kehamilan.
Tabel di bawah ini menunjukkan peningkatan risiko saat hamil jika Anda obesitas (indeks massa tubuh Anda atau BMI, 30-35) atau obesitas yang tidak wajar (BMI 35 atau lebih tinggi) sebelum kehamilan.
RISIKO JIKA ANDA OBESITAS JIKA ANDA OBESITAS YANG TIDAK SEHAT
Preeklampsia 2x lebih tinggi 5x lebih tinggi
Operasi Caesar 2x lebih tinggi 3x lebih tinggi
Lahir meninggal 2x lebih tinggi 3x lebih tinggi
Hipertensi 2,5x lebih tinggi 3x lebih tinggi
Diabetes gestasional 6,6% kemungkinannya 25% kemungkinannya

Kenaikan berat badan yang normal.
INDEKS MASSA TUBUH SEBELUM KEHAMILAN (BMI) REKOMENDASI SARAN DARI PENELITIAN TERBARU

Tidak ada komentar:

Posting Komentar